Selasa, 17 Mei 2016

POTENSI PENGEMBANGAN AGRIBINIS KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT

POTENSI
PENGEMBANGAN AGRIBINIS
KOMODITAS UNGGULAN
TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
TAHUN 2014

Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut

Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 1

Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua
Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Masa Esa yang memberikan rahmat-
Nya, sehingga Buku Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman
Pangan Dan Hortultura ini dapat diterbitkan sebagai tindak lanjut dari keingnan Pemerintah
Kabupaten Garut dalam mengubah potensi pertanian mejadi kegiatan usaha riil di bidang
agribisnis tanaman pangan dan hortikultura melalui masuknya investasi baik oleh pengusaha
lokal skala kecil hingga menengah, PMDN maupun PMA yang bergerak di budidaya maupun
di pengolahan hasil pertanian.
Potensi pertanian Kabupaten Garut, khususnya tanaman pangan dan hortikultura merupakan
sub-sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pada agribisnis tanaman pangan dan
hortikultura peluang investasi masih terbuka, misalnya pada pengembangan sistem agribisnis
beras, budidaya dan pengolahan, serta pengembangan komoditas buah-buahan dan sayuran
menjadi komoditas unggulan ekspor.
Pengembangan pertanian pada dasarnya dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu
pengembangan pertanian berbasis masyarakat, melalui pemerintah, dan atau melalui investasi
swasta. Ketiga pendekatan tersebut harus saling mendukung dan saling terkait. Pemerintah
harus dapat memberikan iklim yang kondusif bagi keterlibatan masyarakat dan swasta dalam
pengembangan agribisnis melalui penyediaan data dan informasi yang akurat, serta kebijakan
dibidang investasi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan cara promosi investasi
yang didukung dengan materi promosi yang lengkap, akurat dan sederhana.
Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura telah
menyusun Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan
Hortikultura sebagai langkah penyediaan materi promosi yang informative. Potensi
Pengembangan Agribisnis ini disusun melalui kajian berbagai aspek antara lain; aspek teknis,
aspek ekonomi dan aspek sosial kelembagaan. Dengan demikian potensi pengembangan
agribisnis merupakan paket informasi dalam rangka mendukung program pengembangan
agrbisnis, walaupun kedalamannya masih pada tingkat awal.
Akhir kata, semoga Potensi Pengembangan Agribisnis yang disajikan dalam bentuk ringkas,
padat dan jelas ini dapat memberikan informasi yang memadai dan menarik minat investor
untuk menanamkan modalnya di sub-sektor tanaman pangan dan hortikultura di wilayah
Kabupaten Garut.
Wassalamu’alakum Wr. Wb.


Kepala Dinas Tanaman Pangan Da Hortikultura
Kabupaten Garut
Ir. Tatang Hidayat, MP
NIP. 19580205 198603 1 010


Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut

Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 2

Pendahuluan
Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Garut pada Tahun 2014 – 2019 adalah “Terwujudnya
Kabupaten Garut yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera”. Untuk mencapai visi tersebut,
maka dirumuskan Misi Kabupaten Garut dalam 4 (empat) Misi, yaitu:
1. Meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas,
terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat dan agamis;
2. Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal;
3. Mewujudkan kualitas infrastruktur yang memadai serta lingkungan yang sehat, aman dan
nyaman;
4. Mewujudkan pelayanan publik yang profesional dan amanah serta membangun kehidupan
sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur.
Mengacu pada visi dan misi Pemerintah Daerah maka Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Garut merumuskan visi sebagai berikut “Terwujudnya Masyarakat
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut yang Tangguh, Mandiri
dan Sejahtera “.
Untuk mencapai visi tersebut, maka dirumuskan Misi Dinas Tanaman Pangan Dan
Hortikultura Kabupaten Garut dalam 3 (tiga) Misi, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian.
2. Meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura guna
mendukung ketahanan pangan.
3. Mewujudkan kemandirian masyarakat tani dalam berusahatani yang berwawasan agribisnis.
Pengembangan agribisnis dimaksudkan untuk mengoperasionalkan pembangunan sistem dan
dan usaha agribisnis yang bisa mempengaruhi pasar, meningkatkan kondisi structural dan
aspek kelembagaan secara produktif dan efisien sehingga menghasilkan berbagai produk
pertanian yang memiliki nilai tambah dan berdaya saing tinggi baik di pasar lokal, regional,
antar pulau ataupun internasional.Dan pada akhirnya berdampak positif terhadap peningkatan
daya beli, nilai tukar petani yang tergambarkan melalui peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani dan keluarganya.

Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut

Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 3

Gambaran Umum Kabupaten Garut
A. Kondisi Geografis
Kabupaten Garut terletak dibagian Selatan Khatulistiwa, pada garis Lintang Selatan
6057’34-7044’57” dan garis Bujur Timur 10024’3” - 10807’34. Secara geografis
Kabupaten Garut memiliki batas-batas wilayah administratif sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sumedang
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia
- Sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Bandung dan Cianjur
Kabupaten Garut meliputi areal seluas 3.065,19 km² dan terdiri dari 42 kecamatan, 21
kelurahan dan 403 desa dengan sumberdaya alam yang beragam mulai dari gunung,
hutan, laut dan pantai. Berdasarkan strata wilayah pembangunan pertanian. Kabupaten
Garut termasuk wilayah yang berpotensi untuk aneka komoditi seperti padi, palawija,
sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan biofarmaka.
B. Kondisi Fisiografis
Berdasarkan fisiografi, Kabupaten Garut dapat di stratifikasikan kedalam 4 strata,
yaitu :
1. Wilayah Garut Utara terletak dikanan dan kiri sungai Cimanuk dengan ketinggian ratarata
600 meter diatas permukaan laut, sebagian besar jenis tanahnya merupakan hasil
sedimentasi letusan gunung berapi. Di daerah ini masih banyak terdapat sejumlah lahan
kritis dengan berbagai tingkat kritisitas, untuk itu perlu dilakukan pemantapan pola
tanam usaha lahan kering dan konservasi tanah secara sipil teknis.
2. Wilayah Garut Tengah terdapat pusat Pemerintahan Kabupaten Garut dan merupakan
tempat utama berbagai fasilitas ekonomi dan sosial serta pendidikan. Wilayah ini
terletak di lereng pegunungan dan kanan kiri sungai Cimanuk dengan sejumlah anak
sungainya yang dapat mengairi pesawahan sehingga padi dapat diusahakan sepanjang
tahun. Komoditas yang tumbuh subur adalah padi-padian, palawija, sayuran, tanaman
industri, buah-buahan dan tanaman perkebunan besar serta perkebunan rakyat.
3. Wilayah Garut Selatan terletak di lereng gunung dengan puncak yang tidak terlalu
tinggi, tetapi cukup memberi warna terhadap topografi dan orografi. Berbagai jenis
tanah terdapat di daerah ini, tetapi yang paling luas adalah tanah podsolik merah kuning,
latosol dan renzina forest soil. Sungai banyak mengalir ke arah Selatan dengan kondisi
air tidak mengalir sepanjang tahun, sehingga kurang memiliki potensi lahan kering yang
luas, sebagai potensi untuk pengembangan palawija, padi ladang, hortikultura.
4. Wilayah Garut Barat Daya di lereng Gunung Papandayan yang mengarah ke Selatan
sampai Pantai Samudera Indonesia (sehingga lebih dikenal/banyak yang
mengkategorikan sebagai wilayah Garut Selatan).Orografi daerah ini terdiri dari hutan
belukar yang disertai tanaman rumput liar yang cocok sebagai daerah pengembangan
ternak besar maupun kecil.Keadaan fisik tanah pada umumnya labil, dengan sungai yang

Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut

Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 4

cukup dalam, sehingga kurang menunjang dalam jaringan pengairan teknis maupun
setengah teknis. Di daerah ini potensi usaha pertanian lahan sawah kurang berkembang,
namun lahan keringnya yang luas dapat dikembangkan sebagai pusat usaha palawija,
hortikultura, padi ladang dan sayuran, yang perlu ditunjang dengan sarana transportasi
terutama jalan dan angkutan.
C. Kondisi Topografi
Variabilitas topografi Kabupaten Garut yang besar memberi pengaruh terhadap gradiant
ekologi dan orologi yang bervariasi. Keadaan tofografi Kabupaten Garut adalah sbb :
 Ketingian: 0 - 25 m dpl = 8.078 Hektar ( 2,64 %)
 Ketingian: 25 - 100 m dpl = 14.007 Hektar ( 4,57 %)
 Ketingian: 100 - 500 m dpl = 63.260 Hektar (20,64 %)
 Ketingian: 500 - 1.000 m dpl = 122.465 Hektar (39,95 %)
 Ketingian: 1.000 - 1.500 m dpl = 77.409 Hektar (25,25 %)
 Ketingian: 1.500 - 3.000 m dpl = 21.300 Hektar ( 6,95 %)
Kemiringan tanah dibawah :
 3 % = 29.033 Hektar (9.47 %)
 8 % = 79.214 Hektar (25.84 % )
 15 % = 62.975 Hektar (20.55 %)
 25 % = 40.152 Hektar (13.10 % )
 40 % = 7.550 Hektar (2.46 %)
Kemiringan tanah antara 0 – 40 % seluas 218.924 Hektar atau 71.42 % dari jumlah seluruh.

Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut

Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 5

D. Iklim
Kabupaten Garut dalam setahun mengalami dua kali pergantian musim, yakni musim hujan
dan musim kemarau.Keadaan topografi yang mempunyai variasi cukup besar dan keadaan
orografis yang agak lebat dengan prosentase 30 %, menyebabkan berbagai wilayah tertentu
banyak dipengaruhi iklim lokal (regional klimat) misalnya daerah Cikajang, Cigedug,
Cisurupan, Bayongbong.Pada lokasi ini sering memungkinkan terjadi hujan konvektif dan
hujan orografik, sehingga memungkinkan untuk dapat bercocok tanam komoditisayuran
dan palawija sepanjang tahun.
E. Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Wilayah Kabupaten Garut dapat dikelompokkan menjadi 5
(lima) kelompok besar yaitu Alluvial, Podsolik, Andosol, Latosol, Mediteran dan Regosol.
Jenis tanah sangat penting untuk diidentifikasi terutama terkait dengan kegiatan budidaya
yang dilakukan. Penyebaran jenis tanah di Wilayah Kabupaten Garut adalah sebagai
berikut:
1. Andosol : Terdapat di wilayah utara dan selatan
dengan tekstur halus sebagai hasil endapan,
cocok untuk budidaya pertanian sawah
(lahan basah)
2. Podsolik dan
Regosol
: Terdapat di sebagian wilayah selatan,
umumnya tanah ini berwarna abu
kekuning-kuningan bersifat asam, gembur
serta peka terhadap erosi, cocok untuk
tanaman padi, tembakau dan sayuran
3. Latosol : Terdapat di wilayah barat sebagai hasil
endapan dari wilayah yang lebih tinggi,
cocok untuk kopi, coklat, padi, sayuran dan
buah-buahan
4. Andosol : Banyak terdapat di daerah utara, berwarna
hitam berasal dari abu vulkanik
5. Mediteran : Terdapat di sebagian kecil wilayah selatan,
berasal dari bahan induk batuan vulkanik
muda
F. Penggunaan Lahan
Sebagai daerah agraris, penggunaan lahan di Kabupaten Garut masih didominasi oleh
kegiatan pertanian lahan basah maupun lahan kering (baik itu kegiatan perkebunan dan
kehutanan). Berikut perkembangan penggunaan lahan selama 2 tahun terakhir.

Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut

Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 6

Tabel 1. Perkembangan Jenis Penggunaan Lahan Selama 2 Tahun
Terakhir Di Kabupaten Garut
No. Jenis Tanah
2012 2013
(Hektar) (Hektar)
I. LAHAN PERTANIAN
1. Lahan Sawah
a. Irigasi Teknis 9.922 36.851
b. Irigasi Setengah Teknis 8.155
c. Irigasi Sederhana 9.834
d. Irigasi Desa / Non PU 12.424
e. Tadah Hujan 9.807 11.420
Jumlah Lahan Sawah 50.151 48.271
2. Lahan Bukan Sawah
a. Tegal/Kebun 67.491 64.040
b. Ladang/Huma 36.096 37.554
c. Perkebunan 27.333 26.523
d. Ditanami Pohon / Hutan Rakyat 8.577 11.946
e. Tambak 15 -
f. Kolam/Empang 1.965 -
g. Padang Rumput/Penggembalaan 5.007 4.624
h. Sementara Tidak Diusahakan 127 407
i. Lainnya (Pekarangan yang ditami
tanaman pertanian
6.128 55.161
Jumlah Lahan Bukan Sawah 152.738 200.273
II. LAHAN BUKAN PERTANIAN
a. Rumah, bangunan dan halaman sekitar 14.865
b. Hutan Negara 82.022
c. Rawa-rawa tidak ditanami 80
d. Lainnya (jalan, sungai, danau dll) 6.663 57.976
Jumlah Lahan Bukan Pertanian 103.630 57.976
Total Luas Wilayah Kabupaten 306.519 306.519
G. Kawasan Pembangunan Pertanian
Berdasarkan program pembangunan pertanian, Wilayah Kabupaten Garut dibagi 7 kawasan
pembangunan pertanian, yaitu :
1. Kawasan Cipamatuh, yang meliputi Kecamatan Cikajang, Banjarwangi, Singajaya,
Peundeuy, Cihurip, Cisompet, Pameungpeuk, Cibalong, Cikelet, Mekarmukti, Caringin,
Cisewu, Talegong, Bungbulang, Pakenjeng dan Pamulihan.
2. Kawasan Agropolitan, yang meliputi Kecamatan Cigedug, Cikajang, Cisurupan,
Sukaresmi, Bayongbong, Pasirwangi dan Samarang.
3. Kawasan Padi Organik, yang meliputi Kecamatan Bayongbong, Cilawu, Tarogong
Kidul, Tarogong Kaler, Samarang, Wanaraja, Cibatu dan Pangatikan.
Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 7
4. Kawasan Citrus Belt, yang meliputi Kecamatan Cikajang, Cigedug, Cisurupan,
Bayongbong, Sukaresmi, Pasirwangi, Samarang, Cilawu, Tarogong Kidul, Tarogong
Kaler, Garut Kota, Karangpawitan, Sucinaraja, Wanaraja, Pangatikan, Sukawening,
Karangtengah, Banyuresmi dan Leles.
5. Kawasan Apokado Belt, yang meliputi Kecamatan Karangpawitan, Sucinaraja,
Wanaraja, Pangatikan, Sukawening, karangtengah, Banyuresmi dan Leles.
6. Kawasan Garut Utara, yang meliputi Kecamatan Banyuresmi, Leuwigoong, Cibiuk,
Limbangan, Selaawi, Malangbong, Kersamanah, Cibatu, Kadungora dan Leles.
7. Kawasan Corn Belt, yang meliputi Kecamatan Banyuresmi, Leuwigoong, Cibiuk,
Limbangan, Selaawi, Malangbong, Kersamanah, Cibatu, Kadungora dan Leles,
Wanaraja, Sukawening dan Karangtengah.
Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 8
Potensi Pengembangan Agribisnis
Padi Konvensional
Umumnya hampir seluruh kecamatan di Kabupaten
Garut dapat ditanami padi sawah maupun padi gogo.
Namun daerah yang menjadi sentra pengembangan
agrinisnis komoditas padi adalah Kecamatan
Bungbulang, Cikelet, Pameungpeuk, Cibalong,
Bayongbong, Kadungora dan Cibatu. Selain padi sawah
yang dibudidayakan secara konvensional terdapat
pula budidaya dengan dengan sistem organik, dan ini
merupakan peluang bisnis yang dapat dikembangkan. Keragaan komoditas padi di
Kabupaten Garut Tahun 2013 adalah :
A. Umum
 Varietas : Ciherang, Sarinah, IR-64, Mikongga, Sedenok, Inpari,
Marning, Cigeulis, Salegreng, Situ Bagendit
 Luas Tanam : 141.800 Ha
 Luas Panen : 136.407 Ha
 Produktivitas : 69,05 Kw/Ha
 Produksi Gabah : 941.933 Ton GKG
 Produksi Beras : 63,2 % x 941.933 = 595.301 Ton
 Kebutuhan konsumsi : 1.637.875 Jiwa x 109 Kg/kapita = 178.528 Ton
 Surplus : 416.773 Ton (70 %)
 Analisa Usaha Tani Per Hektar :
- Produksi/Ha : 6,9 Ton GKG
- Pendapatan : 6.900 Kg x Rp. 4.000,- =Rp. 27.600.000,-
- Biaya Produksi : Rp. 8.585.370,-
- B/C Ratio : 2,2
- R/C Ratio : 3,2
 Pemasaran :
- Pasar Lokal Garut : 178.328 Ton ( 30 %)
- Pasar Caringin : 184.543 Ton ( 31 %)
- Pasar Cibitung : 148.825 Ton ( 25 %)
- Pasar Induk Agri Jaya : 83.605 Ton ( 14 %)
 Harga :
Gabah(GKG) : Rp. 4.000,-
Beras Premiun : Rp. 10.000,-
Beras Medium : Rp. 9.000,-
Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 9
B. Usaha Pengolahan
No. Jenis Olahan Bahan Baku
Ketan Per Bulan
Produksi
Per Bulan
Harga Jual Pasar
Tujuan
(Kg) Harga
(Rp.)
(Kg) (Rp.)
1. Angleng 2.900 9.000,- 5.800 28.000,- Lokal
Garut,
Bandung
2. Burayot 250 9.000.- 500 23.000,- Lokal Garut
Padi/Beras Organik
Sebagai Negara agraris, tidak aneh jika banyak sekali potensi
alam Indonesia yang bisa diolah menjadi sebuah peluang
bisnis yang menggiurkan, apalagi jika ditunjang dengan
perkembangan dan penerapan teknologi tepat guna. Salah
satunya adalah teknologi pertanian organik, yang
menghasilkan beras organik yang saat ini cukup digemari oleh
masyarakat. Maka tidak salah jika komoditi ini menjadi salah
satu potensi bisnis yang cukup menggiurkan. Beberapa
varietas lokal yang dibudidayakan secara organik antara lain
Sarinah, IR. 64, Ciherang, beras merah, beras hitam dll.
Dipastikan pasar beras organik akan terus meningkat sejalan
meningkatnya animo dan kesadaran masyarakat akan konsumsi makanan yang sehat,
bermutu dan aman. Pada dasarnya budidaya tanaman organik khususnya padi, bisa
dilakukan diseluruh daerah di Kabupaten Garut, namun sampai saat ini baru beberapa
kelompok tani saja yang mengusahakan dan telah mendapatkan sertificat organik dari
Lembaga Sertifikasi (Inofice), yaitu kelompok tani di Kecamatan Bayongbong, Cilawu,
Sukaresmi, Tarogong Kidul, Samarang, Wanara, Pangatikan dan Limbangan.
Keragaan pengembangan komoditas padi organik di Kabupaten Garut adalah sebagai
berikut:
A. Umum
 Varietas : Sarinah, IR-64, Ciherang
 Lokasi : Kelompok Tani Simpay Wargi II
Kelompok Tani Sinar Jaya
Kelompok Tani Mekar Tani Waluya
Kelompok Tani Saung Daun
 Luas Tanam : 26,4 Ha
 Luas Panen : 26,4 Ha
 Produktivitas : 7,33 Ton/Ha
 Produksi Gabah : 1.935 Ton GKG
 Produksi Beras : 63,2 % x 1.935 = 1.223 Ton
Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 10
 Pemasaran :
- Pasar Lokal Garut : 917 Ton ( 75 %)
- Pasar Bandung : 122 Ton ( 10 %)
- Lainnya : 184 Ton ( 15 %)
 Harga :
- Gabah : Rp. 4.000,-/Kg
- Beras : Rp. 12.000,-/Kg
 Analisa Usaha Tani Per Hektar :
- Produksi/Ha : 7,33 Ton GKG
- Pendapatan : 7.300 x Rp. 4.000,0 =Rp. 29.320.000,-
- Biaya Produksi : Rp. 12.000.000,-
- B/C Ratio : 1,44
- R/C Ratio : 2,40
Padi Ketan
Padi ketan, yaitu jenis tanaman padi yang hasilnya
untuk dijadikan makanan pokok sehari-hari. Beras
ketan umumnya dibuat tepung sebagai bahan pembuat
penganan atau
makanan ringan. Dengan demikian padi ketan tidak
dikonsumsi langsung sebagai makanan pokok
sebagaimana padi beras. Padi ketan ini selain
dibudidayakan secara konvensional, juga dengan
sistem organik. Pengembangan agribisnis komoditas
padi ketan ini adalah Kecamatan Sukaresmi, Cisurupan, Pameungpeuk, Cibalong.
Keragaan komoditas padi ketan di Kabupaten Garut Tahun 2013 adalah :
A. Umum
 Varietas : Gadog, Pecut
 Lokasi : Kelompok Tani Saluyu Ds. Sukaresmi
Kecamatan Sukaresmi
Kelompok Tani Saung Daun Desa Salakuray
Kecamatan Bayongbong
 Luas Tanam : 6 Ha
 Luas Panen : 6 Ha
 Produktivitas : 7,2 Ton/Ha
 Produksi Gabah : 43,2 Ton GKG
 Produksi Beras : 63,2 % x 43,2 ton = 27,3 Ton
 Analisa Usaha Tani Per Hektar :
- Produksi/Ha : 7,2 Ton GKG
- Pendapatan : 7.200 Kg x Rp. 5.000,- = Rp. 36.000.000,-
- Biaya Produksi : Rp. 12.500.000,-
- B/C Ratio : 1,88
- R/C Ratio : 2,88
Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 11
 Pemasaran :
- Pasar Lokal Garut : 4,32 Ton ( 10 %)
- Pasar Induk Cipinang : 21,60 Ton ( 50 %)
- Pasar Caringin Bandung : 10,80 Ton ( 25 %)
- Pasar Tasikmalaya : 6,48 Ton ( 15 %)
 Harga :
- Gabah(GKG) : Rp. 5.000,-
- Beras Ketan : Rp. 11.500,-
B. Usaha Pengolahan
No. Jenis Olahan Bahan Baku Ketan
Per Bulan
Produksi
Per Bulan
Harga Jual P a s ar Tujuan
(Kg) Harga
(Rp.)
(Kg) (Rp.)
1. Raginang 7.425 9.800,- 9.500 17.500,- Lokal Garut,
Bandung
2. Dodol 35.200 9.800,- 61.600 25.000,- Garut,
Bandung,
Tasikmalaya,
Jateng, Jatim,
Kalimantar ,
Jakarta
3. Opak 2.100 10.500,- 3.000 30.000,- Lokal Garut,
Bandung
4. Wajit 5.220 10.500,- 10.400 29.000,- Lokal Garut,
Bandung
5. Kolontong 550 9.800,- 900 30.000,- Lokal Garut,
Bandung
Jagung
Jagung (Zea mays) merupakan komoditi tanaman pakan
dan pangan yang cukup penting di Indonesia. Akhir-akhir
ini penggunaan jagung telah bergeser menjadi tanaman
pakan yang produk utamanya adalah biji-bijian sebagai
komponen utama ransum pada ternak unggas dan
sebagian kecil sebagai bahan pangan atau bahan pangan
tambahan. Kabupaten Garut merupakan penghasil jagung
terbesar di Jawa Barat (45 %). Pengembangan komoditi
jagung dapat dilakukan pada industri hulu dan hilir yang
berupa pengolahan yang saat ini baru dilaksanakan
ditingkat home industri. Sentra produksi komoditas jagung meliputi Kecamatan
Banyuresmi, Cibiuk, Leuwigoong, Limbangan, Selaawi, Malangbong, Kersamanah, Cibatu,
Kadungora dan Leles, Wanaraja, Sukawening, Karangtengah dan Pangatikan.
Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 12
Keragaan komoditas jagung di Kabupaten Garut tahun 2013 adalah sebagai berikut:
A. Umum
 Varietas : Bisi 2, Bisi 16, NKK 33
 Luas Tanam : 141.800 Ha
 Luas Panen : 136.407 Ha
 Produktivitas : 6,9 Ton/Ha
 Produksi : 941.933 Ton Pipilan Kering
 Kebutuhan konsumsi : 1.637.875 Jiwa x 60 Kg/kapita = 98.273 Ton
 Surplus : 843.660 Ton (89,5 %)
 Pemasaran :
- Bandar Lokal : 908.682 Ton ( 96,47 %)
- Pasar : 111.148 Ton ( 1,18 %)
- Lainnya : 77.897 Ton ( 2,25 %)
 Harga : Rp. 2.731,-
 Analisa Usaha Tani Per Hektar :
- Produksi/Ha : 6,9 Ton
- Pendapatan : Rp. 6.900 kg x Rp. 2.731,- = Rp. 18.843.900,-
- Biaya Produksi : Rp. 8.653.088
- B/C Ratio : 1,18
- R/C Ratio : 2,17
B. Usaha Pengolahan
No. Jenis Olahan Bahan Baku Per
Bulan
Produksi
Per Bulan
Harga
Jual
Pasar Tujuan
(Kg) Harga
(Rp.)
(Kg) (Rp.)
1. Kerupuk Jagung 3.340 3.000,- 790 20.000,- Lokal Garut,
Bandung
2. Emping Jagung 2.100 3.000,- 750 13.000,- Lokal Garut,
Bandung
3. Sistik Jagung 390 3.000,- 60 35.000,- Lokal Garut,
Bandung
4. Semprit Jagung 90 3.000,- 65 25.000,- Lokal Garut,
Bandung
5. Keripik Jagung 750 3.000,- 650 17.000,- Lokal Garut,
Bandung
6. Angleng Jagung 30 3.000,- 360 30.000,- Lokal Garut,
Bandung
Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 13
Kacang Tanah
Sejak tahun 1998 Kacang Tanah termasuk ke dalam
komoditas unggulan Kabupaten Garut. Adanya kerjasama
dengan perusahaan "Kacang Garuda" meningkatkan gairah
para petani untuk mengembangkan komoditas tersebut.
Beberapa kecamatan sentra seperti Kecamatan Cibalong,
Bungbulang, Caringin, Pakenjeng, Mekarmukti,
Malangbong, Selaawi, Limbangan, Cibatu dan
Kersamanah. Pada daerah-daerah sentra tersebut masih
memungkinkan untuk dilakukan perluasan areal tanam
dan penanganan pasca panen.
Keragaan komoditas kacang tanah di Kabupaten Garut tahun 2013 adalah sebagai berikut:
A. Umum
 Varietas : Gajah, Macan, Lokal Cijayana
 Luas Tanam : 18.968 Ha
 Luas Panen : 12.945 Ha
 Produktivitas : 1,69 Ton/Ha
 Produksi : 32.122 Ton Biji Kering
 Kebutuhan konsumsi : 1.637.875 Jiwa x 15 Kg/kapita = 24.568 Ton
 Surplus : 7.554 Ton (23,5 %)
 Pemasaran :
- Bandar Lokal : 908.682 Ton ( 96,47 %)
- Pasar : 111.148 Ton ( 1,18 %)
- Lainnya : 77.897 Ton ( 2,25 %)
 Harga : Rp. 8.950,-
 Analisa Usaha Tani Per Hektar :
- Produksi/Ha : 1,69 Ton
- Pendapatan : 1.690 kg x Rp. 8.950,- = Rp. 15.125.500,-
- Biaya Produksi : Rp. 8.371.973,-
- B/C Ratio : 0,82
- R/C Ratio : 1,81
B. Usaha Pengolahan
No. Jenis Olahan Bahan Baku
Per Bulan
Produksi
Per Bulan
Harga
Jual
Pasar
Tujuan
(Kg) Harga
(Rp.)
(Kg) (Rp.)
1. Noga 200 8.950,- 400 30.000,- Lokal
Garut
2. Kacang Asin 1.400 8.950,- 1.100 40.000,- Lokal
Garut
Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 14
Kedelai
Kedelai (Gluycine max) merupakan tanaman kacangankacangan
semusim yang banyak diperlukan sebagai bahan
baku industri terutama tahu, tempe dan kecap. Ketiga jenis
bahan pangan tersebut sangat populer di Indonesia
sehingga kebutuhan kedelai Indonesia menjadi sangat
tinggi. Hingga saat ini kedelai di Indonesia diproduksi di
lahan kering pada awal atau akhir musim hujan atau di
lahan sawah setelah padi sawah. Umur panen kedelai
sekitar 90-120 hari tergantung varietasnya dan produksi
bisa mencapai 2 ton/ha.
Selain untuk bahan baku tahu, tempe dan kecap, kedelai juga merupakan bahan baku susu
kedelai ataupun industri makanan bayi. Dengan melihat produktivitas yang belum maksimal
dan kebutuhan bahan baku yang cukup tinggi, maka usaha agribisnis kedelai baik pembibitan
maupun budidaya berpeluang cukup besar untuk diusahakan. Daerah sentra kedelai meliputi
Kecamatan Karangpawitan, Wanaraja, Sukawening, Pangatikan, Leles, dan Banyuresmi.
Keragaan komoditas kedelai di Kabupaten Garut tahun 2013 adalah sebagai berikut:
A. Umum
 Varietas : Anjasmoro, Davros, Lokon, Kerinci, Argomulyo
 Luas Tanam : 12.947 Ha
 Luas Panen : 12.945 Ha
 Produktivitas : 1,65 Ton/Ha
 Produksi : 21.441 Ton Biji Kering
 Kebutuhan konsumsi : 1.637.875 Jiwa x 15 Kg/kapita = 24.568 Ton
 Surplus : 416.773 Ton (29,9 %)
 Pemasaran :
- Bandar Lokal : 15.279 Ton ( 71,26 %)
- Pasar : 5.916 Ton ( 27,59 %)
- Lainnya : 246 Ton ( 1.15 %)
 Harga : Rp. 8.200,-
 Analisa Usaha Tani Per Hektar :
- Produksi/Ha : 1,65 Ton
- Pendapatan : 1.650 kg x Rp. 8.200,- = Rp. 13.530.000,-
- Biaya Produksi : Rp. 7.056.155,-
- B/C Ratio : 1,19
- R/C Ratio : 1,91
B. Usaha Pengolahan
No. Jenis Olahan Bahan Baku Per
Bulan
Produksi
Per Bulan
Harga
Jual
Pasar Tujuan
(Kg) Harga
(Rp.)
(Kg) (Rp.)
1. Tahu 14.980 8.200,- Lokal Garut
2. Tempe 55.800 8.200,- Lokal Garut
Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 15
Kentang
Kentang merupakan komoditas sayuran yang banyak
terdapat di Kabupaten Garut wilayah pegunungan.
Varietas yang terbanyak adalah Granola dan sebagian
kecil varietas Atlantic dan Vanda sebagai kentang
industri. Daerah produsen utama komoditas kentang
adalah Kecamatan Cikajang dan Pasirwangi. Sedangkan
untuk daerah pengembangan dapat dilaksanakan di
Kecamatan Samarang, Bayongbong, Cisurupan,
Sukaresmi, Cigedug dan Wanaraja. Selain digunakan
sebagai sayuran, komoditas kentang dapat diolah
menjadi bahan makanan olahan lain seperti keripik
dan dodol yang pada saat ini banyak diusahakan berskala home industri. Untuk varitas
Atlantik dan Vanda atau yang di kenal kentang industri, diproduksi untuk bahan pembuatan
keripik kentang dan telah bermitra dengan PT. Indofood.
Keragaan komoditas kentang di Kabupaten Garut tahun 2013 adalah sebagai berikut:
A. Umum
 Varietas : Granola, Atlantic, Vanda
 Luas Tanam : 7.121 Ha
 Luas Panen : 7.038 Ha
 Produktivitas : 22,88 Ton/Ha
 Produksi : 161.073 Ton Umbi Basah
 Kebutuhan konsumsi : 1.637.875 Jiwa x 25 Kg/kapita = 40.946 Ton
 Surplus : 120.127 Ton (74,5 %)
 Pemasaran :
- Bandar : 126.555 Ton ( 78,57 %)
- Pasar : 13.417 Ton ( 8,33 %)
- Lainnya : 21.100 Ton ( 13,10 %)
 Harga : Rp. 6.732,-
 Analisa Usaha Tani Per Hektar :
- Produksi/Ha : 22,88 Ton
- Pendapatan : 22.880 Kg x 6.730,- =Rp. 153.982.400
- Biaya Produksi : Rp. 38.325.000,-
- B/C Ratio : 3,0
- R/C Ratio : 4,0
B. Usaha Pengolahan
No. Jenis Olahan Bahan Baku Per
Bulan
Produksi
Per Bulan
Harga
Jual
Pasar Tujuan
(Kg) Harga
(Rp.)
(Kg) (Rp.)
1. Keripik Kentang 5.560 6.500 1.300 90.000,- Lokal Garut,
Bandung
2. Dodol Kentang 1.250 6.500 2.250 30.000,- Lokal Garut,
Bandung
Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 16
Kubis
Kubis putih (Brassica oleraceae var. Capitata L) merupakan
sayuran penting, terutama di dataran tinggi. Kubis mempunyai
arti ekonomi yang penting sebagai sumber pendapatan petani
dan sumber gizi (vitamin A dan C) bagi masyarakat. Kubis
putih merupakan kubis kepala bulat dengan ciri-ciri ; krop
bulat dan kompak, ukuran daun kecil sampai sedang,
mempunyai daun luar berwarna hijau muda, memiliki teras
atau hati kecil dan mempunyai batang pendek.. Kabupaten
Garut merupakan daerah penghasil kubis kedua terbesar (17,3
%) di Jawa Barat setelah Kabupaten Bandung. Daerah sentra
pengembangan kubis meliputi Kecamatan Cikajang,
Kecamatan Pasirwangi, Kecamatan Cisurupan, Kecamatan
Samarang, Kecamatan Cigedug, Kecamatan Bayongbong dan
Kecamatan Sucinaraja.
Keragaan komoditas kubis di Kabupaten Garut tahun 2013 adalah sebagai berikut:
A. Umum
 Varietas : Green Coronet, Green Nova, Kubindo, Green 11, Salira, Guci
Green 22, Berlian, Balerina
 Luas Tanam : 6.594 Ha
 Luas Panen : 6.573 Ha
 Produktivitas : 25,42 Ton/Ha
 Produksi : 167.085 Ton
 Kebutuhan konsumsi : 1.637.875 Jiwa x 25 Kg/kapita = 40.946 Ton
 Surplus : 126.139 Ton (75,49 %)
 Pemasaran :
- Bandar : 145.464 Ton ( 87,06 %)
- Pasar : 11.796 Ton ( 7,06 %)
- Lainnya : 9.825 Ton ( 5,88 %)
 Harga : Rp. 2.800,-
 Analisa Usaha Tani Per Hektar :
- Produksi/Ha : 25,42 Ton
- Pendapatan : 25.420 Kg x Rp. 2.800,- = Rp. 71.176.000,-
- Biaya Produksi : Rp. 32.500.000,-
- B/C Ratio : 1,2
- R/C Ratio : 2,2
Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 17
Tomat
Komoditas lain yang memiliki nilai jual cukup tinggi
adalah tomat. Jenis tomat yang banyak diusahakan
oleh petani Garut dapat digolongkan kepada tomat
buah dan tomat meja. Komoditas tomat merupakan
komoditas untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga
dan industry makanan, terutama industri pembuatan
saus tomat.
Daerah-daerah sentra pengembangan tomat di
Kabupaten Garut adalah Kecamatan Cikajang,
Cisurupan, Cigedug, Cilawu, Samarang, Pasirwangi
dan Bayongbong.
Keragaan komoditas tomat di Kabupaten Garut tahun 2013 adalah sebagai berikut:
A. Umum
 Varietas : Martha, Tomabtu, Permata, Warani
 Luas Tanam : 4.337 Ha
 Luas Panen : 5.094 Ha
 Produktivitas : 27,84 Ton/Ha
 Produksi : 141.830 Ton
 Kebutuhan konsumsi : 1.637.875 Jiwa x 25 Kg/kapita = 40.946 Ton
 Surplus : 100.884 Ton (71,13 %)
 Pemasaran :
- Bandar : 121.562 Ton ( 85,71 %)
- Pasar : 16.877 Ton ( 11,90 %)
- Lainnya : 3.391 Ton ( 2,38 %)
 Harga : Rp. 2.850,-
 Analisa Usaha Tani Per Hektar :
- Produksi/Ha : 27,84 Ton
- Pendapatan : 27.840 Kg x Rp. 2.850,- = Rp. 79.344.000,-
- Biaya Produksi : Rp. 19.795.000,-
- B/C Ratio : 3,0
- R/C Ratio : 4,0
Cabe
Tanaman cabe merah (Capsicum annum L.) adalah
tumbuhan perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan
oleh kandungan kapsaisin. Tanaman cabe merah besar dari
Kabupaten Garut selain dipergunakan untuk kebutuhan
konsumsi di kabupaten Garut, juga dikirim ke daerah lain,
seperti Caringin Bandung, Cibitung Bekasi dan Pasar
Induk Jakarta. Produksi cabe merah Kabupaten Garut
memberikan kontribusi produksi terbesar terhadap
produksi cabe merah Jawa Barat, yaitu sebesar 65 %.
Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 18
Hal ini menunjukan potensi lahan dan agroklimat yang sesuai untuk pengembangan cabe
merah. Saat ini beberapa kelompok tani cabe merah telah menjalin kemitraan dengan
beberapa perusahaan diantaranya dengan PT. Indofood sebagai pemasok bahan baku
pembuatan saos cabe dan kecap cabe hijau. Daerah sentra pengembangan cabe merah di
Kabupaten Garut adalah Kecamatan Pasirwangi, Kecamatan Cikajang, Kecamatan Cilawu,
Kecamatan Bayongbong, Kecamatan Cisurupan dan Kecamatan Cigedug.
Keragaan komoditas cabe di Kabupaten Garut tahun 2013 adalah sebagai berikut:
A. Umum
 Varietas : TM 99, Jeko, CTH, Panex, Lindu, Sultan, Wibawa, Jetset,
Arimbi, Smart, Hot Beauty
 Luas Tanam : 8.362 Ha
 Luas Panen : 10.023 Ha
 Produktivitas : 14,41 Ton/Ha
 Produksi : 144.485 Ton
 Kebutuhan konsumsi : 1.637.875 Jiwa x 25 Kg/kapita = 40.946 Ton
 Surplus : 103.539 Ton (71,66 %)
 Pemasaran :
- Bandar : 125.788 Ton ( 87,06 %)
- Pasar : 10.201 Ton ( 7,06 %)
- Lainnya : 8.496 Ton ( 5,88 %)
 Harga : Rp. 7.085,-
 Analisa Usaha Tani Per Hektar :
- Produksi/Ha : 14,41 Ton
- Pendapatan : 14.410 Kg x Rp. 7.085,- =Rp. 102.094.850,-
- Biaya Produksi : Rp. 20.632.500
- B/C Ratio : 3,9
- R/C Ratio : 4,9
Paprika
Paprika (Capsicum annum var. L.) merupakan salah satu
komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomi
cukup tinggi, sehingga sangat layak dan menjanjikan
untuk di usahakan di Kabupaten Garut. Pengembangan
paprika selain ditujukan untuk pasar dalam negeri (hotel,
swalayan, restoran), juga merupakan komoditas ekspor,
terutama ke negara Asia.Pengembangan paprika di
kabupaten Garut adalah di Desa Girijaya Kecamatan
Cikajang, dengan jumlah 20 screen house.
Keragaan komoditas paprika di Kabupaten Garut tahun 2013 adalah sebagai berikut:
A. Umum
 Varietas : Sang, Sani, Sunny
 Luas Tanam : 12 Ha
 Luas Panen : 14 Ha
 Produktivitas : 19 Ton/Ha
Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 19
 Produksi : 266Ton
 Pemasaran :
- Bandar : 125.788 Ton ( 87,06 %)
- Pasar : 10.201 Ton ( 7,06 %)
- Lainnya : 8.496 Ton ( 5,88 %)
 Harga : Rp. 7.085,-
 Analisa Usaha Tani Per Hektar :
- Produksi/Ha : 19 Ton
- Pendapatan : 19.000 Kg x Rp. 15.000,- =Rp. 102.094.850,-
- Biaya Produksi : Rp. 20.632.500
- B/C Ratio : 3,9
R/C Ratio : 4,9
dan produksi tahun 2013 tercatat 88 ton dengan nilai jual per kg antara Rp. 15.000,- sampai Rp.
25.000,-
Strawbery
Strawbery adalah komoditas pertanian yang mulai
dikembangkan di Kecamatan Malangbong mulai
tahun 2005. Varietas yang dibudidayakan adalah
varietas Nyoho dan Holybret. Pengembangan
strawberry pada awalnya dilakukan pada lahan
seluas 26 hektar dan pada akhir tahun 2013
mencapai 75 hektar, dengan rata-rata produksi
sebesar 12,5 ton per hektar per bulan. Peluang usaha pengolahan strawberry
sangat terbuka, mengingat pada panen raya produksi strawberry cukup
melimpah.
Jeruk
Kabupaten Garut merupakan sentra produksi jeruk
terkemuka di Jawa Barat yang terkenal dengan jenis Jeruk
Keprok Garut, yang mempunyai keunggulan antara lain;
aromanya khas, menyegarkan, rasanya enak, manis
memiliki rasa sedikit asam, segar, warna kulit kekuningkuningan,
daging buah mudah mengelupas dari kulitnya,
dapat digunakan sebagai obat panas maupun batuk,
produktivitas antara 40 – 50 Kg/pohon dalam semusim.
Potensi Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di Kabupaten Garut
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Garut Page 20
Daerah-daerah sentra pengembangan jeruk di Kabupaten
Garut meliputi Kecamatan Samarang, Pasirwangi, Cilawu
Bayongbong, Sukaresmi, Cisurupan, Cikajang, Cigedug, Karangpawitan, Wanaraja,
Pangatikan, Sukawening, Karangtengah, Sucinaraja, Banyuresmi, Leles dan Kadungora.
Keragaan komoditas cabe di Kabupaten Garut tahun 2013 adalah sebagai berikut:
A. Umum
 Varietas : Keprok Garut, Keprok Batu, Siem, Kondeh
 Luas Tanam : 126 Ha
 Luas Panen : 606 Ha
 Produktivitas : 24 Ton
 Produksi : 14.456 Ton
 Pemasaran :
- Bandar : 12.319 Ton ( 85,22 %)
- Pasar : 723 Ton ( 5,00 %)
- Lainnya : 1.414 Ton ( 9,78 %)
 Harga : Rp. 8.960,-
 Analisa Usaha Tani Per Hektar :
- Produksi/Ha : 24.000 Ton
- Pendapatan : 24.000 Kg x Rp. 8.960,- =Rp. 215.040.000,-
- Biaya Produksi : Rp. 27.420.000,-
- B/C Ratio : 6,8
- R/C Ratio : 7,8

Sumber : Dinas TPDH

5 komentar:

  1. Dinas TPH kab.Garut..kami siap dan senantiasa mendukung program pembangunan pertanian demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani di wilayah kabupaten Garut !!!.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih telah membaca postingan saya, kita sama-sama untuk meningkatkan pertanian di garut!

      Hapus
  2. Sands Casino Review - Play in San Diego, CA
    The 샌즈카지노 Sands Casino offers all your favorite games including slots, table games, video poker, 메리트 카지노 주소 video roulette, worrione and video poker. Sign up and start

    BalasHapus